インドネシア中学校▪高等学校日本語教師会ワークショップ
アクション▪リサーチを手がかりとして
WORKSHOP NASIONAL
“PTK” PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
Oleh : Endang Sutisna
(Ketua AGBJI periode 2007-2012)
Jumlah pembelajar bahasa Jepang pada sekolah lanjutan
tingkat atas di Indonesia sangat beragam dan semakin meningkat. Keragaman
tersebut menjadi kendala bagi para pengajar ketika kegiatan tatap muka di
kelas. Minat mereka beragam bahkan ada kecendurungan beberapa kelas/ rombongan
belajar (rombel) ketika proses pembelajaran merasa cepat lelah, bosan, motivasi
menurun sehingga berdampak pada nilai akademik menjadi kurang memuaskan.
Kendala di atas menjadi tantangan pengajar untuk menganalisa lebih lanjut sebagai data awal dalam melakukan class action agar pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga mampu membangkitkan semangat dan meningkatkan nilai
akademik pembelajar.
Asosiasi Guru Bahasa Jepang Indonesia (AGBJI) menaruh
perhatian besar terhadap permasalahan di
atas. Untuk itu, tanggal 5 sd. 7 Juni 2012 bertempat di Badan Diklat Provinsi
Bali menyelenggarakan workshop Nasional Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pembelajaran Bahasa Jepang.
Melalui kerja sama dengan The Japan Foundation, AGBJI dalam
kesempatan ketiga kalinya menerima bantuan Program Sakura Core Project untuk menyelenggarakan workshop PTK yang
diikuti kurang lebih 49 guru bahasa Jepang (wakil dari berbagai wilayah)
seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, dan Papua.
Workshop PTK yang diawali sambutan Director General The Japan Foundation Jakarta dan dibuka secara
resmi oleh Kabid Teknis Diklat Provinsi Bali, telah memicu perubahan cara pandang peserta (para
pengajar) mengenai class action
terhadap pembelajar yang beragam terutama terhadap rombel yang memiliki
hambatan belajar.
Perubahan cara pandang tersebut tentu saja melalui proses
sajian materi workshop yang disampaikan Tenaga Ahli The Japan Foundation, sehingga menjadi sumber motivasi bagi para peserta
untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Diawali dengan penjelasan tentang
PTK, kemudian contoh model PTK oleh Fasilitator, Ice Breaking, diskusi kelompok, hingga presentasi rencana
penelitian dari peserta workshop yang
akan dilakukan di wilayah/ daerah masing-masing.
AGBJI
berharap, semoga workshop ini mampu membekali para peserta sebagai perwakilan
dari berbagai wilayah untuk kemudian dapat menyebarluaskannya kepada pengajar bahasa Jepang di Indonesia. Semoga,
….(EGAO, Vol. 14/ No. 4, Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar