15 Maret, 2012

endang sutisna



oleh : Yanto



Endang Sutisna, guru bahasa Jepang di SMA TN Magelang yang menggandrungi ICT ini, kata salah seorang peserta diklat, “Kalau mengomentari teknik mengajar membuat semangat saya dan rekan-rekan bangkit untuk berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran siswa aktif”. Ketika mendampingi peserta diklat, ia selalu menekankan pada alur pengajaran mulai dari pengantar, pengenalan materi baru/ latihan dasar, latihan penerapan, hingga kesimpulan. Ia juga berpendapat bahwa satu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus menyiapkan media pendukung agar materi mudah dipahami para siswa termasuk didalamnya media ICT.

Media ICT membuat sajian pembelajaran berbeda dari teknik pembelajaran konpensional. Tentu saja para guru harus bisa memilih dan memilah materi yang cocok dengan media ICT ini. Mengapa demikian? ... ICT bukan satu-satunya media yang paling baik, apa pun benda sekitar kita bisa dimanfaatkan untuk dijadikan alat bantu sebagai media pendukung pembelajaran. Akan tetapi, ICT memiliki nilai tambah karena selain efektif dan komunikatif, ICT mampu membawa suasana yang berbeda sehingga bisa menghilangkan rasa jenuh dan bosan para siswa ketika mengikuti pembelajaran.

Menurut pria yang lahir di Sumedang Jawa Barat ini, media dapat mempermudah para siswa dalam memahami makna dan mengingat kosakata baru. Dengan media dapat mempermudah para siswa untuk mengetahui tulisan kosakata baru tersebut dalam tulisan huruf Jepangnya. Dengan bantuan media, dapat mendukung dan mempermudah guru dalam berinteraksi dengan para siswa. Media dapat memotivasi dan membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Sarjana IKIP Bandung tahun 1986 Program Pendidikan Bahasa Jepang Jurusan Bahasa Asing FPBS ini, merasa bersyukur telah memperoleh banyak kesempatan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan P3G/ P4TK Bahasa mulai dari tingkat dasar hingga Instruktur guru bahasa Jepang, bahkan kegiatan training guru bahasa Jepang di Jepang pun pernah diikutinya.

Kegiatan menulis yang pernah dilakukan diantaranya ia tergabung dalam kelompok penulis buku Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Umum (The Japan Foundation/ PPPG Bahasa Jakarta, 1998), buku Pelajaran Bahasa Jepang 1 dan 2 (The Japan Foundation/ Dit. Pembinaan SMA Ditjen Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2007), buku pelajaran Bahasa Jepang Sakura 1 dan 2 (The Japan Foundation/ Dit. Pembinaan SMA Ditjen Manajemen Dikdasmen Depdiknas, 2009), LKS Bahasa Jepang SMA/MA/SMK (Pancaran Media, 2011), Teknik Mengajarkan Percakapan Bahasa Jepang, Pembelajaran Bahasa Jepang Teknik 70 (Egao The Japan Foundation), Pembelajaran yang Berhasil (Jurnal Sastra Jepang, Prodi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Maranata Bandung, 2009). Tulisan/ komentar tentang kegiatan Training Guru Bahasa Jepang di Urawa Jepang
日本語国際センター研修修了者からのメッセージ (http://www.jpf.go.jp/j/urawa/what/news17.html)

Sejak tahun 2008, disela-sela kesibukannya sebagai Ketua Umum Asosiasi Guru Bahasa Jepang Indonesia (AGBJI), ia mulai mengalihkan perhatiannya menekuni ICT sebagai media pendukung pembelajaran siswa aktif dan menyenangkan. Hingga sekarang ia berusaha terus meningkatkan dirinya agar bisa membuat contoh model pembelajaran dengan media ICT yang dikemas dalam bentuk CD sehingga bisa mewujudkan harapannya yaitu menjadi sumber motivasi dan inspirasi para guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang komunikatif, efektif, dan mudah dipahami, serta menyenangkan.

2 komentar:

novie mengatakan...

すごい pak..insiprasi bagi guru-guru muda yang baru memulai menjadi guru

novie mengatakan...

すごい pak..insiprasi bagi guru-guru muda yang baru memulai menjadi guru