Oleh : Asul Wiyanto
Seni drama sebagai tontonan merupakan perpaduan sejumlah cabang seni, yaitu seni sastra, seni lukis, seni musik, seni tari, dan seni peran. Karena banyaknya cabang seni yang terlibat, tak mungkin tontonan drama merupakan hasil kerja seorang seniman. Gedung pementasan drama adalah tempat bertemunya para seniman, seperti sastrawan, aktor, komponis, dan pelukis. Para seniman itu bekerja sama mewujudkan seni drama yang akan dinikmati keindahannya oleh penonton.
Seni drama bukan hanya melibatkan banyak seniman, melainkan juga mengandung banyak unsur. Unsur-unsur itu saling mendukung dan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari keutuhan pementasan drama. Karena itu, semua unsur pementasan drama harus digarap dengan baik. Bila salah satu unsur digarap acak-acakan, apalagi tidak ada sama sekali, maka pementasan drama tak akan berhasil dengan baik. Bahkan, tak adanya salah satu unsur saja bisa mengakibatkan pementasan drama tak akan terwujud.
Unsur-unsur pementasan drama itu sebagai berikut.
a. Naskah
Naskah drama adalah karangan berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat: nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diucapkan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan, kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring).
b. Pemain (Aktor)
Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Berapa pemain yang dibutuhkan, tergantung berapa banyak tokoh yang ada dalam naskah drama yang akan dipentaskan itu. Sebab, setiap tokoh akan diperankan seorang pemain.
c. Sutradara
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kesuksesan pementasan drama, ia harus membuat perencanaan dan melaksanakannya. Sutradara seperti seorang panglima yang merancang pertempuran dan berjanji harus menang. Seorang panglima yang baik adalah juga seorang prajurit yang baik. Demikian pula seorang sutradara yang baik, dengan sendirinya haruslah seorang aktor yang baik. Dengan demikian, dia tidak hanya pandai mengarahkan, melainkan juga piawai melakukannya.
d. Tata Rias
Mengapa pemain perlu dirias? Pertama, agar wajah tidak terlihat pucat apabila terkena cahaya lampu yang tajam. Kedua, agar pemain itu menampakkan rupa seperti tokoh yang diperankan. Misalnya untuk memerankan tokoh nenek, pemain harus dirias demikian rupa supaya wajahnya tampak tua.
e. Tata Busana
Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain. Yang diatur bukan hanya bahan dan modelnya, tetapi juga cara mengenakannya. Tata busana sebenarnya mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tata rias. Sebab, untuk menampakkan rupa dan postur tokoh yang diperankan, pemain harus dirias dan didandani dengan pakaian yang cocok. Dengan kata lain, tata rias dan tata busana merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling mendukung.
f. Tata Panggung
Tata panggung adalah pengaturan keadaan panggung sesuai dengan kebutuhan untuk bermain drama. Misalnya, panggung harus menggambarkan keadaan ruang tamu. Supaya panggung seperti ruang tamu, tentu panggung diisi peralatan seperti: meja kursi, hiasan dinding, dan lain-lain. Semua peralatan itu diatur demikian rupa sehingga seperti ruang tamu. Tentu saja peralatan yang digunakan tidak perlu lengkap seperti ruang tamu yang sebenarnya. Yang penting, alat-alat yang dugunakan itu sudah menggambarkan ruang tamu.
g. Tata Lampu
Tata lampu adalah pengaturan cahaya untuk menerangi panggung. Yang mengatur seluk-beluk pencahayaan di panggung ialah penata lampu. Penata lampu biasanya menggunakan alat yang disebut spot light, yaitu semacam kotak besar berlensa yang berisi lampu ratusan watt. Bila dinyalakan, sinarnya terang sekali memancar ke satu arah. Penata lampu lalu menyorotkan dari jauh (biasanya dari belakang penonton) ke panggung. Lensa dapat diatur untuk menerangi seluruh panggung atau sebagian panggung. Bila dikehendaki, cahaya dapat dibuat menjadi redup. Warna cahaya juga dapat diubah sesuai kebutuhan. Caranya, lensa ditutup dengan kertas kaca warna merah, hijau, atau kuning.
h. Tata Suara
Urusan tata suara diserahkan kepada penata suara. Penata suara adalah orang yang bertugas mengatur pengeras suara (sound system) dan musik pengiring. Sound system berguna untuk mengeraskan suara sehingga dialog para pemain dapat didengarkan para penonton. Musik pengiring juga diperlukan agar suasana yang digambarkan terasa lebih meyakinkan dan lebih mantap bagi para penonton.
Ternyata, tontonan drama mengandung banyak unsur. Banyak pula orang yang terlibat di dalamnya. Mereka semuanya sibuk, bekerja sama untuk mewujudkan tontonan yang menarik. Kita, sebagai penonton, tinggal menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar