Dalam setiap acara selalu ada petugas yang disebut pembawa acara. Tugasnya mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya menjadi tanggung jawabnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun pasti mematuhi perintahnya. Peran yang dimainkannya amat penting. Lancar tidaknya suatu acara sangat tergantung kepintarannya memandu acara.
Pembawa acara oleh masyarakat sering disebut MC (Master of Ceremony). Benarkah penyebutan itu? Tidak selalu salah, tetapi juga tidak selalu benar. Mengapa? Antara keduanya memang terdapat persamaan dan perbedaan. Pembawa acara dapat bertugas dalam acara resmi dan tidak resmi, sedangkan MC hanya bertugas dalam acara tidak resmi. Dengan kata lain, dalam acara tidak resmi pemandunya dapat disebut pembawa acara, dapat juga disebut MC. Dalam acara resmi pemandunya disebut pembawa acara saja.
Selain istilah pembawa acara dan MC, masyarakat juga mengenal dan sering menggunakan istilah protokol. Ada anggota masyarakat yang memakai istilah protokol dengan arti yang sama dengan pembawa acara atau MC. Pemakaian kata itu jelas kurang tepat, karena arti kata protokol memang tidak sama dengan kata pembawa acara dan MC. Kata protokol berarti ’(1) suatu pedoman berisi tata cara inernasional dan (2) pemberian pelayanan kepada pemimpin, tamu, peserta rapat, dan lain-lain yang terkait dengan acara resmi’. Ringkasnya, protokol berarti ’tata cara pelaksanaan suatu kegiatan’. Semua hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan disebut protokoler.
Jadi, penyebutan pembawa acara tidak selalu dapat diganti dengan MC. Pembawa acara berlaku untuk acara resmi dan tidak resmi, sedangkan MC hanya dalam acara tidak resmi. Kata protokol sama sekali tidak dapat digunakan untuk menggantikan kata pembawa acara karena artinya mencakup ’segala pengaturan semua kegiatan yang diacarakan’. Cakupan arti kata protokol lebih luas daripada arti kata pembawa acara, dan pembawa acara lebih luas daripada MC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar